Sabtu, 9 September, kegiatan produksi di Triple C House Production sebenarnya nggak terlalu berat, tapi berhubung kita lagi pengin ngerayain kesuksesan order terbesar pertama, jadilah waktu ke tukang fotokopi beli kertas manila untuk cetak label, pulangnya kita beli cemilan rada banyak..Hmm..lumayan lah, jajan kecil-kecilan gini dengan biaya perusahaan. Seharian dihabiskan untuk menyiapkan label dan mengemas barang yang udah jadi. Ternyata kerjaan gini juga lumayan melelahkan. Sorenya, dengan uang perusahaan lagi, kita makan di kantin wartel perbatasan Ciheulang-Sekeloa. Ternyata, harganya mahal juga lo..untuk ukuran mahasiswi sepertiku. Cuma, kata Tarie, makanannya enak, jadi dia suka makan di situ. Akhirnya kerjaan hari itu disudahi kira-kira jam setengah delapan malem. Tepatnya setelah ngakak-ngakak ngeliatin Famili 100 dan Tribute to Titiek Puspa di eXtravaganza.
Esoknya, aku, Hibrah, dan Tarie jalan-jalan di Pasar Seni ITB 2006. Dengar-dengar acaranya cuma diadakan 5 tahun sekali, jadi kupikir ga ada salahnya lihat acara ini, mumpung masih ada di ITB. Maybe ini adalah tahun terakhir kita bertiga di kampus ini. Anis, adikku juga ikut. Hmm..ternyata seperti biasa dia lebih banyak mengacaukan acaraku, jadi malu deh sama dua orang temenku.
Acara Pasar Seni berlangsung rame dan asli heboh banget, bahkan di bawah terik matahari sekalipun, para pengunjung tetap semangat berdesak-desakan. Kita berkali-kali istirahat di tempat yang agak adem, di antaranya di pelataran Campus Center (CC) dan selasar labtek V. Meskipun adem, suasana istirahat juga ga PW amat, karena suasana sekitar yang bising dan banyak sampah kemasan bekas makanan. Ih, kotor, pada mbuang sampah sembarangan. O iya, jadi inget..ada salah satu 'wahana' yang disebut 'Kompret' gitu? Kalo ga salah. Di situ ceritanya kita jadi pahlawan melawan musuh sampah. Jagoannya disebut ' Supersaya'. Ya elaah..namanya narsis sekali..Tau aja, nih. Sayang, untuk masuk ke wahana itu dikenakan tarif masuk Rp 10.000, 00. Lumayan ya? Tapi aku koq males juga, ya. Selain panas, males ngantri, desak-desakan mulu, de el el. Btw, anak SR emang idenya keren..Salut..
Berputar-putar melihat semua stand, walaupun banyak yang sekeedar sight seeing saja ternyata butuh waktu 1/2 hari. Eh, aku nggak menemukan satu barang pun yang lucu dan pantas dibeli loh. Ada barang yang murah, tapi modelnya ga suka, dan sebaliknya, pengin beli sesuatu yang lumayan bagus, tapi harganya selangit. Alamaaak..Seperti biasa adikku teriak-teriak bilang aku pelit karena nggak beli apapun, kecuali es cendol pas mau pulang. Berhubung momnenya pas Pasar seni, harga es cendol juga jadi naik. Porsinya cuma sedikit,harganya dijadiin dua kali lipat.
Akhirnya, waktu ashar kita berempat pulang. Tadinya Hibrah mau main ke kostan Tarie sekalian, eh..tiba-tiba nggak jadi. Malah akhirnya Tarie ikutan jalan sepanjang Dipati Ukur nyariin tempat service memori komputer. Ternyata semua toko tutup. Yagh, akhirnya kita mangkal di warnet deket tanjakan sekeloa. Walaupun cuma selang satu sekat, hehehe..tetep aja YMan hal-hal ga penting. Hahaha..setengah hari di Pasar Seni: Capee Deeh..!
Esoknya, aku, Hibrah, dan Tarie jalan-jalan di Pasar Seni ITB 2006. Dengar-dengar acaranya cuma diadakan 5 tahun sekali, jadi kupikir ga ada salahnya lihat acara ini, mumpung masih ada di ITB. Maybe ini adalah tahun terakhir kita bertiga di kampus ini. Anis, adikku juga ikut. Hmm..ternyata seperti biasa dia lebih banyak mengacaukan acaraku, jadi malu deh sama dua orang temenku.
Acara Pasar Seni berlangsung rame dan asli heboh banget, bahkan di bawah terik matahari sekalipun, para pengunjung tetap semangat berdesak-desakan. Kita berkali-kali istirahat di tempat yang agak adem, di antaranya di pelataran Campus Center (CC) dan selasar labtek V. Meskipun adem, suasana istirahat juga ga PW amat, karena suasana sekitar yang bising dan banyak sampah kemasan bekas makanan. Ih, kotor, pada mbuang sampah sembarangan. O iya, jadi inget..ada salah satu 'wahana' yang disebut 'Kompret' gitu? Kalo ga salah. Di situ ceritanya kita jadi pahlawan melawan musuh sampah. Jagoannya disebut ' Supersaya'. Ya elaah..namanya narsis sekali..Tau aja, nih. Sayang, untuk masuk ke wahana itu dikenakan tarif masuk Rp 10.000, 00. Lumayan ya? Tapi aku koq males juga, ya. Selain panas, males ngantri, desak-desakan mulu, de el el. Btw, anak SR emang idenya keren..Salut..
Berputar-putar melihat semua stand, walaupun banyak yang sekeedar sight seeing saja ternyata butuh waktu 1/2 hari. Eh, aku nggak menemukan satu barang pun yang lucu dan pantas dibeli loh. Ada barang yang murah, tapi modelnya ga suka, dan sebaliknya, pengin beli sesuatu yang lumayan bagus, tapi harganya selangit. Alamaaak..Seperti biasa adikku teriak-teriak bilang aku pelit karena nggak beli apapun, kecuali es cendol pas mau pulang. Berhubung momnenya pas Pasar seni, harga es cendol juga jadi naik. Porsinya cuma sedikit,harganya dijadiin dua kali lipat.
Akhirnya, waktu ashar kita berempat pulang. Tadinya Hibrah mau main ke kostan Tarie sekalian, eh..tiba-tiba nggak jadi. Malah akhirnya Tarie ikutan jalan sepanjang Dipati Ukur nyariin tempat service memori komputer. Ternyata semua toko tutup. Yagh, akhirnya kita mangkal di warnet deket tanjakan sekeloa. Walaupun cuma selang satu sekat, hehehe..tetep aja YMan hal-hal ga penting. Hahaha..setengah hari di Pasar Seni: Capee Deeh..!
No comments:
Post a Comment