Sunday, March 08, 2015

I Love My Job



Haiii world..lama sekali rasanya tidak menyapa seisi dunia maya lewat rumah mayaku ini. Walaupun mungkin sapaku tidak berbalas, tidak mengapa :).  No hurt feeling inside. Mungkin sekarang saatnya membereskan sarang laba-laba dan debu di blog ini sekalian cerita sekilas kenapa lama nggak ngurusin blog. Haha, entah kenapa sejak kerja di sini, di sudut ruangan lantai 2 di perusahaan farmasi di kabupaten Bogor ini, selepas kerja tuh rasanya capek banget dan hanya pengin istirahat. Sabtu Minggu kalo ga jalan2, masak2 (yang ini mah jarang banget), pulang ke ortu (masih di Bandung), ya istirahat..



Sebenernya pekerjaan juga ga bisa dijadikan kambing hitam sih. Mungkin pekerjaan yang sekarang ngurusin dokumen registrasi memang lebih menguras pikiran, ingatan dan tenaga daripada pekerjaan sebelumnya sebagai formulator, atau memang dasarnya aku yang makin menjadi pemalas yah..hahaha. Well walaupun begitu, sudah hampir 6 tahun aku di sini, dan kalo ada yang nanya, “Masih betah di sini ?” pun masih selalu kuiyakan :).



Di sini aku bekerja di bagian Export Documentation, sempat pindah departemen secara stuktur organisasi, namun tidak berubah dalam hal jobdesk inti. Aku dan team (minimum requirement staff adalah pharmacist) bertugas menyiapkan dan mereview dokumen yang yang diperlukan dalam pembuatan dossier produk farmasi untuk keperluan export. Kedengarannya mudah ya, seolah “cuma mengumpulkan dokumen”,  namun pelaksanaannya ga gampang juga , karena negara2 tujuan export perusahaan tempatku kerja ini rata-rata sudah lebih strict dalam hal regulasi pendaftaran produk, so sebelum datanya siap,  banyak effort yang harus dilakukan untuk mengumpulkan data. Banyak investasi juga yang dilakukan management agar kita bisa memenuhi international requirement.




Anyway kalo orang bilang kerjaan ga ada habisnya, itu benar sekali, dan di pekerjaan ini mesti dan kudu sabar untuk tahu hasil kerja kita bakalan kelihatan hasilnya, soalnya proses registrasi produk itu memang lama (bertahun-tahun) dan unpredictable. Ada beberapa negara yang authoritynya memberitahu timeline mereka mereview dalam dossier dari applicant,  tetapi ada juga yang tidak terbuka. Ya namanya juga usaha..harus semangat ga boleh mundur..hahaha. 



Begitulah pekerjaanku selama 5 hari dalam seminggu. Melelahkan, kadang emosi jiwa tingkat dewa (halah lebay), galau, nggak pede karena target ga tercapai,  namun  menggembirakan juga koq. I love my job. Memang sesuatu yang sulit kalau dijalani dengan bersungguh-sungguh dan ikhlas, lama kelamaan juga ada hasilnya. Ingat bahwa janji Allah ada di dalam QS Al Inshirah ayat 6 yaitu “ Inna ma’al-usri yusra” : Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan..




Thursday, September 01, 2011

Nasi Uduk Magic Com


Setelah 2 kali trial masak nasi uduk menggunakan magic com di kost dan hasilnya kurang memuaskan, akhirnya di trial yang ketiga (padahal waktu itu cuma iseng ditambah lagi males banget beli makanan di luar), nasi udukku sukses loh…hehehe.. Saya menggunakan Miyako MCM-606A kapasitas 0.6 L (gambar di bawah nih..). Di dalamnya tersedia cup untuk menakar beras. 1 full cup setara 150 gram beras.
Miyako MCM-606A
Ini dia resep rahasia nasi uduk ala liasweety:

Bahan:
  • Beras pulen 1.5 cup (setara 225 gram)
  • SUN kara (Santan Kelapa Siap Pakai) 65 ml
  • Air matang 325 ml
  •  ½ sendok teh  garam
  • 1 batang serai, memarkan
  • 1 lembar daun salam

Cara membuat:
  1. Masukkan beras ke dalam panci magic com, cuci beras sampai bersih, tiriskan.
  2. Campurkan SUN kara, air matang, garam. Tuangkan ke dalam panci magic com. Tambahkan serai dan daun salam. Aduk agar semua bahan tercampur rata.
  3. Nyalakan magic com. Proses menanak nasi dimulai :)
  4. Ketika air mulai mendidih, buka magic com, aduk-aduk. Mmm, aroma harum serai udah tercium nih :p. Tutup kembali. Sesekali ga ada salahnya buka-tutup magic com untuk memastikan nasi dan santan tercampur rata. Lanjutkan menanak nasi sampai matang (ditandai dengan lampu indikator magic com berwarna merah menyala).
  5. Nasi uduk siap disajikan. Tambahkan irisan telor dadar, abon sapi, ayam suwir, bawang goreng, kerupuk bila suka..

Note:  
·         Untuk 3 porsi
·         Hasil masakan tidak sempat difoto, coz udah kelaperan, langsung disantap..pisss..

Monday, April 06, 2009

Demam Facebook vs Kinerja

Saya menyukai tulisan duo Eileen Rachman dan Sylvina Savitri dari EXPERD yang dimuat di halaman depan Klasika KARIER Kompas yang hadir khusus tiap Sabtu.


Tulisan mereka memberi warna pada hari Sabtu saya setelah membolak-balik halaman klasika KARIER yang lebih sering membuat saya nyengir pada orang rumah yang bertanya pada saya, " Ada nggak??" hehe.. Tersindir? Kadang. Tapi bukankah sindiran sering lebih mengena daripada peringatan bermakna denotasi (bagi yang ga 'dong-dong' loh ya)? Tulisan mereka selalu terfokus pada produktivitas dan profesionalisme kerja, yang dipaparkan dalam bahasa yang tidak menggurui, enak dibaca dan selalu up to date.


Tulisan 1 minggu yang lalu, benar-benar saya suka. Bertajuk 'Ping'. membahas tentang trend para profesional tua-muda yang keranjingan gadget agar senantiasa terhubung dengan jejaring sosial. Disebutkan Eileen dan Sylvina kurang lebihnya "Baru menekuni tugas kantor sebentar, perhatian sudah teralih ke bunyi 'Ping!' yang berasal dari YM, chat Facebook (ini yang lagi ngetrend bgt sampai saya juga ikut-ikutan tapi belum sampai tahap addicted :p) , dan aplikasi sejenisnya.


Duo EXPERD ini mengingatkan bahwa 'Ping' yang menginterupsi itu ga sekedar membuang waktu (banyak-sedikit tergantung se-addicted apakah orang itu, hehe), tapi juga fokus kita pada tugas yang sedang ditekuni. Yah memang sih, harusnya kita tanya ke diri kita sendiri, seberapa perlu kita selalu siap on call kayak gitu, apalagi saat jam kerja. Tentunya profesi tertentu yang memerlukannya, seperti customer service, salesman, juga profesi saya saat ini :).


Fokus saat berhadapan dengan orang lain juga penting. Kehilangan informasi akibat disela oleh 'Ping' yang mungkin kurang penting, misalnya sekedar menanyakan "Lagi ngapain??" bisa membuat seseorang kehilangan respek dari lawan bicara yang seharusnya menjadi fokus kita saat itu..


Buat Eileen dan Sylvina, semoga kalian tidak lelah menjadi penulis yang baik dan motivator profesionalisme orang Indonesia. Jia you!!
!

Friday, February 13, 2009

Red Cliff 2


Akhirnya nonton juga film ini..hehehe..Udah lama pengen nonton, tapi yang susah adalah mencari temen cewe yang mau diajak nonton film laga :). Untuk yang udah nonton maupun yang belum, di sini aku ga akan nulis sinopsis filmnya, tapi beberapa hal yang menurutku penting:


  • Zhu Ge Liang (Takeshi Kaneshiro) tuh ahli strategi perang yang multitalented bgt..Hehe..dia paham cuaca (kayak meteorologist), pengobatan (kayak pharmacist), main musik (seniman bgt lah) sampe cara bantu kuda ngelahirin sungsang (kayak dokter hewan). Keren bgtnya waktu dia menantang dirinya sendiri untuk ngumpulin 100.000 anak panah dengan mengelabuhi musuh berkat keahliannya membaca cuaca. Metodenya cuma pakai orang2an jerami kering, beberapa kapal, beberapa prajurit untuk jalanin kapal dan menabuh genderang perang :).


  • Ada adegan Zhou Yu (Tony Leung) ngajarin pentingnya konsentrasi dalam berperang dengan musuh yang berat, metodenya dengan latihan ngelemparin anak panah ke gentong. Sepele sih.tapi mengena..Coz jenderal2 sekutunya yang jago beladiri lain malah pada ga sabaran, keliatan bgt mereka belum bisa mengelola emosi.

  • Xiao Qiao (Lin Qi Ling) emang udah kodrat meranin istri yang cantik, lemah lembut dan seperti permaisuri pada umumnya..hobinya membuat kaligrafi. Btw, adegan membuat tehnya yang ribet ok juga tuh..Tapi ga cocok buat suami yang ga sabaran, hehe..


  • Cao Cao (Zhang Feng Yi) punya penyakit pusing (vertigo kali maksudnya yaa) yang cuma bisa diobatin ama tabibnya, Hua Tuo. Di situ diceritain saat dia lagi pusing karena dikatain ga menghargai seni minum teh oleh Xiao Qiao, dia minta Hua Tuo datang. Padahal Hua Tuo sendiri telah dipenggal atas perintahnya, coz waktu diminta jadi tabib pribadinya, Hua Tuo nolak karena dia lebih suka melayani orang banyak daripada cuma melayani satu orang. Untuk yang satu ini, aku tahu dari buku komik Traditional Chinese Medicine ;).


  • Terharunya ngeliat persahabatan sesaat tapi indah antara Sun Shang Xiang (Vicky Zhao) dengan komandan batalyon pasukan Cao Cao saat Shang Xiang jadi mata-mata (tentu aja dengan menyamar sebagai cowo) di pihak Cao Cao. Udah sering mau ketahuan tapi gara-gara sahabatan sama si komandan lugu itu, Shang Xiang malah dibelain. Terakhirnya saat perang, Shang Xiang ngeliat sahabatnya dihunjam bebarapa anak panah di depan matanya. Trus dia mati dengan bahagia karena akhirnya bisa ngeliat Shang Xiang lagi untuk terakhir kalinya.


  • Ga pernah senyum kecuali senyum sinis diperlihatkan oleh Jenderal Gan Xing (Shido Nakamura). Adegan lucu saat latihan buat bom dari minyak ikan, bomnya menurut dia kurang dahsyat , jadi dia bilang "Tambah lagi!!! Tambah lagi!!!". Akhirnya bom terakhir malah bikin dia kaget coz dahsyat bgt sampe bikin mukanya item dan bajunya robek2. Hehe..sayangnya dia akhirnya tewas akibat bom juga saat perang menggempur bentengnya Cao Cao (semacam bom bunuh diri gitu kalo kuliat..)..Hiks..


Anyway, walaupun seperti biasa terdapat penyimpangan dari sejarah Tiga Negara Samkok, menurutku gapapa, wong film ditujukan untuk menghibur..So, enjoy it..