Showing posts with label Reflection. Show all posts
Showing posts with label Reflection. Show all posts

Friday, May 02, 2008

Antara Sabar dan Mengeluh

Capek kerja? Banyak keluhan?? Wajar kali..namanya juga manusia. Eitss tapi tunggu..Baca deh yang ini. Cuplikan kisah inspiratif diambil dari milis, semoga membuat kita menjadi pribadi lebih baik..


Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassa yang pergi haji di Baitul Haram. Di waktu tawaf tiba-tiba dia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.

"Demi Allah belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu, tidak lain pasti karena tidak pernah risau dan bersedih hati."

Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, " Apakah katamu wahai saudaraku? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati, dan tiada seorangpun mengetahunya dalam hal ini."

Abul Hassan bertanya' "Apa hal yang merisaukannmu?"

Wanita itu menjawab, " Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan aku mempunya dua orang anak yang sudah bisa bermain, yang satu masih menyusu. Ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku sudahkah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing?"

Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu."

Lalu disuruhnya adiknya berbaring dan disembelihlah leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancar keluar. Akhirnya ia lar ike bukit dimana ia akhirnya dimakan oleh serigala. Lalu ayahnya pergi mencari anaknya hingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk berisi air panas, terkena ke badannya, habislah melepuh kulit badannya.

Berita ini terdengar oleh anakku yang telah menikah dan tinggal di daerah, maka ia jatuh pingsan hingga akhirnya menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Lalu bagaimankah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat berat itu?"

Wanita itu menjawab. "Tiada seorangpun yang dapat membedakan antara sabar dan mengeluh, melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun yang mengeluh, maka orang itu tidak mendapat ganti kecuali sia-sia belaka."

Kesabaran harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap cobaan dari Allah. Karena itu Rasulullah SAW bersabda dalam firman Allah dalam sebuah Hadist Qudsi: "Tidaklah ada balasan bagi hambaKu yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan surga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat tercela. Rasulullah bersabda;
"Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasib orang."

Dan Sabdanya pula, "Mengeluh itu kebiasaan jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan mengenakan baginya pakaian dari api neraka." (Hadist oleh Imam Majah)

Wednesday, January 23, 2008

About Relationship

“Lebih baik kalau kamu dicintai laki- laki, karena lama-lama kamu pasti bisa luluh dan nanti kamu juga bisa mencintai dia… daripada kamu mencintai dan mengejar laki-laki… kalau nggak bersambut nanti kamunya yang sakit…”
Buat yang merasa dirinya perempuan: Pernah menerima advice semacam itu dari sahabat wanita atau ibu anda? Nasehat itu ada benarnya, tapi tidak bisa juga disebut 100% benar…
Sebuah relationship disebut “relationship” karena hubungan itu dijalin oleh 2 orang yang terlibat di dalamnya. Ada 2 pihak yang “saling”, bukan hanya 1 pihak saja. Relationship adalah bentuk hubungan 2 arah, bukan hanya 1 arah. Jika hanya 1 pihak yang mencintai, apakah itu bisa disebut sebagai relationship? Jika hanya 1 pihak yang memberi dan pihak lainnya hanya terus menerima, apakah itu bisa disebut sebagai relationship?
Adanya tekanan dari lingkungan sosial maupun dari keinginan pribadi untuk segera mempunyai pasangan dan menikah, seringkali membuat wanita menjadi terburu-buru untuk memulai hubungan dan atau meresmikan hubungan dengan pria. Bahkan sekarang, pihak wanita yang bergerak lebih dulu untuk “menembak” atau menyatakan perasaannya kepada pihak pria juga sudah tidak dianggap hal yang tabu lagi seperti dahulu. Sementara itu, ada juga para wanita yang memegang prinsip bahwa sudah sewajarnya pria-lah yang memulai dan “memperjuangkan” wanita, bukan sebaliknya.
Nasehat seperti yang tertulis di atas itulah salah satu buktinya. Alasan mengapa nasehat itu sebagian benar, karena pada dasarnya seorang pria diciptakan untuk menjadi pemimpin, untuk menjadi kepala keluarga. Pria memang didesain untuk menjadi seorang “pejuang”. Jika seorang pria mempunyai satu tujuan dan dia melihat bahwa sesuatu itu penting untuk diperjuangkan, maka dia akan maju dan “berjuang” dengan sendirinya. Hal ini juga berlaku dalam relationship dan hubungan dengan wanita.
Seorang pria mungkin membutuhkan nasehat dan dorongan dari pihak lain dalam memulai serta membina hubungan dengan wanita yang dia ingin dekati, karena tidak semua pria terbiasa bergaul dengan banyak temanwanita atau mengetahui bagaimana cara bersikap pada seorang wanita yang spesial. Namun ini adalah sebuah proses yang wajar, yang harus dilalui oleh seorang pria, agar dia dapat bersikap seperti seharusnya seorang pria bersikap. Jika pihak wanita terburu-buru dan mengambil alih tanggung jawab yang seharusnya dilakukan oleh pria, ada beberapa konsekuensi yang mungkin akan menjadi sesuatu yang mengganjal di hati salah satu pasangan atau keduanya dan menjadi masalah di kemudian hari, karena hal ini tidak sesuai dengan rancangan awal Tuhan mengenai peranan pria dan wanita.
Nasehat itu juga tidak sepenuhnya benar, karena sebuah relationship merupakan hubungan yang dijalin oleh seorang pria dan wanita yang saling mencintai. Mungkin nasehat di atas populer pada generasi orang tua atau kakek nenek kita, terutama saatseorang wanita ingin memutuskan dengan siapa dia akan menikah. Namun menuruti nasehat itu sepenuhnya juga bisa berarti gambling, karena jika seorang wanita mau saja menikah asalkan pihak prianya “cinta mati” pada dia (sementara dia tidak mempunya perasaan apapun), dia tidak tahu pasti apakah nantinya dia juga akan mencintai pria ini atau tidak. Kalau iya bagus, tapi kalau tidak? Padahal pernikahan adalah komitmen seumur hidup… 24 jam sehari, 7 hari seminggu, setiap hari mereka akan terbangun di tempat tidur yang sama… apakah bukan “penderitaan” namanya jika kita terpaksa harus menghabiskan sisa hidup kita dengan seseorang yang tidak kita cintai? Belum lagi konsekuensi psikologis yang mungkin timbul karena pasangan anda merasa tertipu ketika mengetahui bahwa anda tidak pernah mencintainya…
Memang cinta bukanlah satu-satunya alasan untuk menikah, cinta juga bukan satu-satunya dasar bagi sebuah relationship, karena dalam pernikahan, cinta harus bergandengan tangan dengan komitmen, saling menghormati dan tanggung jawab. Namun tanpa cinta, sebuah relationship bukanlah relationship yang dalam dan bermakna… karena Tuhan menginginkan seorang pria dan seorang wanita yang Dia satukan dalam pernikahan dapat hidup berbahagia, dan rancanganNya tentang pernikahan itu indah. Mengapa kita mau menerima kualitas yang tidak terlalu baik padahal Tuhan ingin kita menikmati kualitas yang terbaik?
Mencintai atau dicintai? Dua-duanya adalah pilihan yang tepat jika anda mengalaminya secara bersamaan dengan satu orang yang tepat…

Note: diambil dari e-mail yang dikirim oleh adikku tercinta. Thanks, yah..Aku pernah mencintai dan dicintai. Kalau hingga kini aku belum menemukan seseorang yang tepat, aku tetap percaya janji Allah. Bahwa Dia-lah yang akan memberikan yang terbaik :).


Wednesday, April 04, 2007

Karena Aku dan Kau Begitu Berharga

Suatu ketika, ada seorang sahabat memulai khotbahnya dengan mengeluarkan selembar uang seratus ribu yang baru. Kemudian dia bertanya, "Siapa di antara kamu yang mau uang ini, jika diberikan ikhlas padamu?". Langsung saja yang mengangkat tangan banyak sekali.

Katanya lagi, " Ya, ini akan saya berikan, tapi sebelumnya biar saya melakukan hal ini." Sahabat tersebut meremas uang kertas seratus ribu itu, menjadi gulungan kecil yang kumal.

Kemudian dia buka lagi ke bentuk semula : lembaran seratus ribu, tapi sudah kumal sekali. Lalu dia bertanya, " Siapa yang masih mau uang ini?". Tetap saja banyak yang angkat tangan, sebanyak yang tadi.

"Oke, akan saya kasih, tapi biarkan saya melakukan hal ini." Dia menjatuhkan lembaran uang itu ke lantai, terus diinjak-injak pakai sepatunya yang habis berjalan di tanah becek sampai nggak karuan bentuknya. Dia tanya lagi, "Siapa yang masih mau?". Tangan-tangan masih saja terangkat. Masih sebanyak tadi.

"Nah, sahabatku, sebenarnya aku dan kau sudah mengambil satu nilai yang sangat berharga dari peristiwa tadi. Kita semua masih mau uang ini walau bentuknya sudah nggak karuan lagi. Sudah jelek, kotor, kumal... tapi nilainya nggak berkurang: tetap seratus ribu rupiah.

"Sama seperti kita. Walau kau tengah jatuh, tertimpa tangga pula... tengah sakit, tengah hancur pula, atau kau gagal, nggak berdaya, terhimpit, dan merasa terhina, kecewa dan terkhianati, atau dalam keadaan apapun, kau tetap nggak kehilangan nilaimu... karena kau begitu berharga. Jangan biarkan kekecewaan, perasaan, ketakutan, sakit hati, menghancurkan kamu, harapanmu, atau cita-citamu."

"Kamu akan selalu tetap berharga, bagi dirimu, bagi diriku, bagi sahabatmu, bagi sahabat yang lain dan kau tetap sama dimata Tuhanmu. Dia, Tuhanmu, akan berlari mendekatimu, jika kau berjalan menuju-Nya. Aku pun sahabatmu akan melakukan hal yang sama, karena fithrah setiap diri kita akan mulia jika mencoba mendekati sifat2 Tuhan kita. Di sanalah nilai dirimu berada."

Tuesday, September 12, 2006

Kaya Pengalaman dalam Satu Hari

Jumat siang, 8 September pagi, aku dan temanku, Kiki ke acara Career Days di Aula Barat. Ternyata banyak juga perusahaan yang buka stand di acara itu. Nggak cuma yang namanya dipajang di spanduk kain raksasa yang terpampang di Gerbang Ganesha. Kita berdua sempat berdiri sebentar di dekat pintu, karena ternyata jam 9.00, pimtu aula baru dibuka.
Dasarnya kita berdua mungkin belum kepikiran untuk kerja cepat-cepat, jadi nggak terlalu merhatiin detil dari stand ke stand. Aku sempet tertarik ke gerai PT Charoen yang memproduksi makanan olahan. Tapi, sayangnya, ga ditawarkan posisi untuk Sarjana Farmasi. Di stand Unilever, adanya selebaran Management Trainee yang sama dengan yang hadir di Free Friday Lesson yang pernah kudatengin. Bahkan Rekruitment Managernya masih sama lo, tante yang energik itu. Ternyata, di hari yang sama Unilever lagi ngadain Test Potensi Akademik, kalo nggak salah. Yagh..seperti biasa aku terlambat dapat informasi.
Jam 11-an, seperti yang sudah dijadwalkan beberapa hari sebelumnya, ada liqa di Taman Ganesha. Ternyata setelah sampai di sana baru ada T'Rika seorang, sedang duduk di bangku yang menghadap kolam. Teman-temanku yang lain belum nongol juga. Jadi, sambil nunggu rekan-rekan yang lain, aku dan T'Rika ngobrol banyak. Kuliah apoteker dan ujiannya yang monopoli seram..sampai legendanya kabarnya telah tersebar ke jurusan lain di ITB. Dunia industri farmasi di Indonesia yang masih dikuasai oleh kaum asing non-Islam, sampai aku kaget karena hampir semua perusahaan farmasi besar di negara ini banyak yang menolak karyawati berjilbab. Astaghfirullah! Bukannya pemerintah sudah menggembar-gemborkan larangan perlakuan diskriminasi alias yang berbau SARA ya? Ini koq..malah kayak gini. Harusnya masalah kayak gini direspon sama Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) dong, ya. Semoga Allah mendengar jeritan umatNya.
Pembicaraan yang membuatku gembira adalah tentang bisnis, apalagi coba. Kakak kelasku yang satu ini cerita tentang bisnis kecil-kecilan adik sepupunya. Wah, Subhanallah..kecil-kecil udah pinter cari duit, halal pula. Terus ada juga cerita suksesnya pengusaha toko Rabbani. Hmm..ga nyangka..katanya dulunya cuma toko kecil di jalan Dipati Ukur. Terus, berkat uang nyasar ke rekeningnya, usahanya jadi bertambah besar. Singkat cerita, beberapa tahun kemudian ternyata akhirnya si pemilik uang yang sebenarnya mengeklaim. Tapi untungnya, usahanya sudah cukup maju, sehingga masalah bayar hutang, nggak masalah kali ya. Menarik juga, ya..seperti ada pinjaman modal tiba-tiba. Ya, itu lah..pertolongan Allah itu datang dari mana saja.
Ingat Rabbani, aku juga cerita tentang rencana Triple C untuk menitipjualkan produk pin untuk jilab ke toko itu. Wah, T'Rika tampak antusias. Bahkan beliau bilang, Insya Allah kakaknya akan buka distro khusus produk muslimah. Hmm..nampaknya konsepnya menarik ya..Beliau minta doa, semoga konsep distronya segera selesai, dan usahanya bisa segera berjalan. Amien. Kalo kita bisa nitip jual di sana juga, kan bisa sama-sama untung, ya..:-P.
Oi..oi..lumayan juga ya..ceritanya..itu belum temasuk materi yang sebenernya mau diberikan hari itu loh. Hari itu rencananya mau ngebahas tentang Sifat-sifat Generasi Yang Dijanjikan Kemenangan dan Pertolongan Allah. Walaupun ga jadi dibahas karena keterbatasan waktu..hehehe..kebanyakan cerita dan sharingnya sih, tapi kita tetap dapat handout yang bisa dibaca di rumah, koq.Jadi, mau tau? Generasi seperti apa sih yang bakal menang nanti? Simak nih..ada 10 golongan:
1. Mereka yang memiliki keikhlasan yang sempurna kepada Allah semata
2. Mereka yang memiliki kecintaan yang hakiki kepada Allah
3. Mereka yang benar-benar merasa takut kepada Allah
4. Mereka yang selalu taat beribadah kepada Allah
5. Mereka yang memiliki sifat tawadlu
6. Mereka yang zuhud dalam urusan dunia
7. Mereka yang berjihad di jalan Allah dan tidak takut celaan siapapun
8. Mereka yang sabar dan teguh pendiriannya
9. Mereka yang menjaga keseimbangan dan keselarasan dalam hidupnya
10 Mereka yang menjaga kebersamaan dan kesolidan ukhuwah dalam perjuangan
Semoga sepuluh kriteria di atas dapat kita buktikan dalam diri kita dan melekat dalam kepribadian kita, sehingga kita termasuk generasi yang meraih kemenangan dan pertolongan Allah. Amien..
Sorenya, setelah penundaan waktu sekitar 3 jam, aku dan Tarie pergi ke Alisha Fancy Shop. Aku..terus terang belum pernah ke sana sebelumnya. Ternyata tokonya seperti berkesan untuk kelas atas, dan kita bingung, kalo misalnya titip jual barang mungkin gak ya, harganya bakal dinaikin sampe gila kayak produk aksesoris lain..waa..kalo kayak gitu gawat deh. So, kita berubah pikiran deh untuk bermitra dengan AFS itu. Setelah itu, sempat juga jalan-jalan ke Saga Laya. Koleksi kerudung dan roknya lucu-lucu, harganya juga.hehehe..lucu.
Pulangnya, Tarie ngajakin mampir ke BEC. Katanya mau lihat-lihat harga memori. Eh, ternyata dia lupa..belum ngecek jenis memorinya apa, slot yang tersedia untuk ditambahin itu untuk memori berapa. Pas mampir ke BEC iseng-iseng aku nanyain flashdiskku yang masih nginep di Mega Service. Setelah karyawan mengecek beberapa data di komputernya, tiba-tiba dia menunjukkan tampilan flashdisk yang masih kosong. " Kapasitasnya 249 MB, ya..mbak. Masi full". Kirain, flashdiskku berhasil dibuka write protectednya, dan akhirnya harus diformat ulang. Ternyata, katanya diganti barang baru saja. Ya, alhamdulillah, maksud hati cuma nganterin teman, pulang-pulang bawa flashdisk baru. Dan yang paling menyenangkan, ongkos pulang pergi naik angkot dibiayai oleh Triple C.

Saturday, October 15, 2005

Cinta dan Sejuta Pengampunan

Hari Jumat kemarin (14 Oktober 2005), aku nggak bisa dateng mentoring, karena harus ngelanjutin praktikum Farmakokinetik dan Fitokimia. Praktikum Farmakokinetik selesai jam 2-an, trus turun ke himpunan untuk fotokopi bahan jurnal tablet. Habis itu ke lantai 2, nunggu pemantauan ekstrak di Fitokimia sampai jam 5 kurang 15 menit. Wah, sialnya, pas mau ngeringin kertas Whatman, kertasnya terbabit kipas angin. Hiks, sedih sekaligus malu. Kayaknya lagi nggak konsen dari tadi sih. Air di hidung sudah naik turun dari tadi, dan badan panas dikit. Begitu lihat kipas angin, langsung terpikir untuk ngeringin kertas + ngademin diri. Tapi malah....
Oya, kemaren dapat suplemen Ramdhan dari teh Rika. Malu deh, udah nggak dateng mentoring, trus malah repot nganterin suplemen ke lab. Judulnya Cinta dan Sejuta Pengampunan. Ini kutipan isinya:

Kita adalah kumpulan waktu yang makin menipis dari hari ke hari. Perjalanan waktu yang kita tempuh pun makin menyusut. Karenanya, jatah waktu kita makin sedikit. Inilah yang dinamakan kesempatan hidup dan berbuat. Kelak kita diberi kesempatan untuk menuai hasilnya. Hidup di dunia (bagi manusia) bagaikan perjalanan. Bagi kita yang sudah menempuh jarak ± 20-30an tahun, tentu banyak menemukan berbagai pengalaman berharga. Namun yang pasti, setiap perjalanan memerlukan sarana. Perjalanan seseorang juga tak mungkin dilakukan tanpa istirahat dan bekal. Kita yang berjalan kaki, dalam menempuh sebuah tujuan pun memerlukan minum dan makan. Mobil yang kita tumpangi juga perlu diisi bahan bakar. Proses ini kita namakan: pembekalan.
Salah satu karunia Allah yang berharga adalah Ramadhan, bulan pembekalan. Bahwa setiap tahun kita diberi kesempatan. Apa yang terjadi dalam menempuh jarak perjalanan yang kita sendiri kurang tahu panjang pendeknya? Kita hanya tahu tujuan akhirnya saja. Bahkan kita pun tak mengetahui, kapan kita sampai di tempat tujuan tersebut. Peristiwa-peristiwa sepanjang perjalanan tersebut menjadi ghaib kecuali yang telah kita lewati. Semua terhijab. Perjalanan berat ini perlu kesiapan mental yang kuat. Karena bisa jadi kita tersesat di tengah jalan atau melakukan kesalahan yang kadang mengakibatkan kendaraan jadi rusak. Ke mana kita mencari bengkel?
Hanya satu: Allah. Karena hanya Dia yang mencipta dan mengetahui secara detail tentang kita. Lalu, bagaimana kita berinteraksi dengan Allah secara efektif? Bukankah Allah membuka pintu rahmah dan maghfirah-Nya setiap saat?
Bulan Ramadhan merupakan peluang emas. Allah mengistimewakan bulan ini. RahmahNya diluaskan, pengampunanNya dibentangkan. Barang siapa mengejarnya, serius memohon dengan segenap azam, Allah berjanji akan memenuhinya. Bukannya Allah yang menyuruh kita untuk berdoa? Bukannya Dia juga yang berjanji mengabulkannya? Bukannya Dia pula yang memberitahu kedekatan itu? Dekat tanpa jarak dan perantara. (QS. 2: 186)
Bulan yang pintu perbaikan senantiasa dibuka. Dengan segala kelapangan Allah menerima siapa saja. Bagi pemburu kebaikan, Allah mempersilakan. Bagi pelaku dosa, Dia bersedia mengulurkan maghfirahNya. Lantas, syaithan manakah yang menbisikkan keputusasaan itu? Bukankah syaithan pun terbelenggu di bulan ini? Itu hanya bisikan nafsu yang terbiasa dengan buaian hawa dan kelezatan fana. Atau keraguan yang sempat bersemi di hati yang sedang sakit. Bukankah hati seperti ini perlu siraman. Ke mana lagi hendak dicari , jika bukan mulai saat ini. Hanya satu yang tak diberi kesempatan, mereka yang berputus asa dari rahmat-Nya. Sungguh bodoh orang yang tak mau memanfaatkan bila Allah telah menyediakan bekal perjalanan sementara kita tidak mau mengambilnya. Atau tak mampu karena keterlambatan dan keteledoran yang kita lakukan.
Jangan sampai kita termasuk orang yang disabdakan Nabi SAW. ”Merugilah orang yang menjumpai Ramadhan, sedang dosanya belum diampuni.” Jika kita beristighfar setiap hari seratus kali, selama bulan Ramadhan, akan terkumpul istighfar sebanyak 3000 kali pada bulan ini. Namun bila Allah memberi kesempatan kita untuk bertemu dengan lailatul qadar, koleksi istighfar kita akan mencapai 3.000.000 selain 3000 yang telah kita hitung. Dengan sejumlah istighfar tersebut akankah dapat menebus kesalahan dan kekhilafan yang pernah kita lakukan? Enggan bersyukur. Maksiat mata yang mengkhianati kebesaranNya. Dosa lidah yang tajam melukai kelembutan cintaNya pada makhlukNya. Telinga yang mendengar pergunjingan kemungkaran. Kaki yang melakukan kezhaliman. Tangan yang menghalangi kebaikan. Belum segudang gerutu hati mengomentari keputusan dan takdirNya. Allah tak perlu angka-angka di atas. Itu hanya refleksi keleluasaan cintaNya dalam memotivasi hambaNya untuk melawan keputusasaan. Bukankah kelipatan tersebut hanya Dia yang paham? Kita hanya diberitahu perkiraan saja.

Wednesday, April 06, 2005

Kekuatan Cinta...


Ini disadur dari buku Kekuatan Cinta karangannya Irfan Tony Herlambang, bagus deh...baca aja. Klo mau tau apa sih isi buku ini sebenernya, beli aja di toko buku terdekat (hehe, jadi promosi nih.) Thanx, ya, buat Tiwi yang udah ngetikin naskahnya buat diupload ke situs.

KEKUATAN CINTA
30 Nasihat Bagi Jiwa Perindu Nur Illahi

© Teman, cobalah untuk selalu mengingat setiap kebaikan dan kebahagiaan yang kita miliki. Simpanlah semua itu di dalam kekokohan hati kita agar tak ada yang mampu menghapusnya. Torehkan kenangan bahagia itu agar tak ada angin kesedihan yang mampu melenyapkannya.

© Teman, burung tak pernah diajari untuk terbang dan ikan tak pernah belajar untuk berenang. Semuanya alami. Semua berasal dari naluri. Hal itu akan hadir pada setiap makhluk yang prcaya akan kebesaran Allah. Hanya Allah lah yang memberikan kita kekuatan itu.

© Teman, biarkan “singa-siinga” penuh semangat hadir dalam jiwa Anda. Rawatlah singa-singa itu dengan keluhuran budi, dan kebersihan nurani. Susunlah bulu-bulu kedamaiannya, cermati terus rahang persahabatannya. Perkuat punggung optimismenya, dan pertajam selalu kuku-kuku kesabaran miliknya.

© Emas dan kuningan tentu punya nilai yang berbeda. Tapi apakah kemuliaan hanya dari apa yang disandang keduanya? Apakah harga diri hanya ditunjukkan dari simbol-simbol yang tampak di luar? Sebab, kita sama-sama belajar dari perajin kuningan bahwa loyang kadang bernilai lebih dibanding logam mulia. Dan juga bahwa kemuliaan adalah buah dari ketekunan.

© Teman, anggaplah sebagai kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai cobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian menghasilkan ketekunan. Dabn biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna, utuh, dan tak kekurangan suat apapun.

© Teman, jika bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa, kita akan dapat mengabaikan duir-duri yang muncul. Kita akan terpacu untuk membuatnya merekah dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas titu akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita.

© Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.

© Kadang, kita terlalu tinggi hati untuk mengakui kebenaran orang lain. Kita enggan untuk menyetujui pendapat mereka. Bukan karena pendapat mereka yang salah, tetapi karena kita tak mau merasa dikalahkan. Kita sering terpesona dengan rasa picik dan tak suka jika ada orang yang lebih baik.

© Bahagia adalah udara. Kebahagiaan adalah aroma dari udara itu. Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semnakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu menjauh.

© Pohon-pohon iyu adalah prasasti sebagai penanda buatmu dalam berjalan. Mereka akan jadi pengingat betapa lelah kaki-kaki ini telah melangkah. Mereka semua akan jadi pengingat tentang jalan-jalan yang telah kita lalui.

© Teman, percayalah, akan ada petunjuk-petunjuk Allah dalm setiap langkah kita menapaki jalan kehidupan ini. Carilah, gali, dan temukan rasa percaya itu dalam hatimu. Sebab, saat kita telah percaya, maka petunjuk itu akan datang dengan tanpa disangka.

© Mencermati setiap bagian dari dunia yang kita sukai. Jalin-jemalin kenyamanan yang dapat dirangakai dalm dunia, adalah sesuat yang indah. Di sana akan kita temukan kesejukan, ketenangan, kesunyian, keteraturan ,keterpaduan, dan segalanmya, asalkan kita mau menjenguknya.

© Teman, berhati-hatilah pada setiap kata-kata yang kita ucapkan. Kata-kata yang kita ucapkan sangat berpengaruh kepada orang lain. Kata-kata itu bisa membuat orang pesimis, frustasi, dan enggan berusaha. Sangat sayang senadainya semua ucapan itu hanya akan merenggut jiwa-jiwa pantang menyerah yang sebenarnya ada di dalam raga.

© Kegagalan kerap kita jadikan alasan untuk berhenti melangkah. Namun, Teman, jika Anda bersikap seperti itu bisa jaid Anda keliru. Sebab, kegagalan adalah sebuah cara Allah mengajarkan kepada kita arti kesungguhan.

© Teman, begitulah hidup. Kita bisa memilih hidup kita dengan kepala tertunduk, pikiran dipenuhi dengan nafsu kekayaan, dan enggan berurusan dengan orang lain. Kita juga bisa memilih hidup dengan penuh ketakutan, takut kehilangan setiap uang logam, takut akan dikritik dan saran, takut pada setiap hal baru yang hadir di depan mata.

© Teman, yakinlah, apapun cobaan yang kita hadapi adalah rangkaian kemuliaan yang sedang di persiapkan-Nya untuk kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati. Allah selau bersama orang-orang yang sabar.

© Jembatan antar manusia adalah cinta dan kasih sayang. Dalam cinta kita akan menemukan saling pengertian, pengharapan, welas asih, perhatian, peneguhan, dukungan, semangat, dan banyak hal lainnya.

© Dan, cermin itu meniru pada semua hal, baik-buruk, terpuji-tercela. Jadi, cermin itu pancaran sejati setiap benda di depannya. Kita tentu tak bisa memecahkan cermin atau mengoyak ketenangan telaga itu saat melihat gambaran buruk.
© Kita jarang untuk bersedekah, padahal harta itulah yang akan menolong kita kelak. Kita jarang berbuat baik, padahal kita sama-sama tahu akan ada imbalan dari-Nya nanti. Kita jarang menolong teman dan tetangga dekat, padahal merekalah yang bisa kita minta bantuannya di kala susah.

© Masdih ada berjuta daun-daun harapan lain yang masih dapat kita pungut. Di depan sana, masih terhampar berjuta daun impian lain yang memberikan kita beragam pilihan. Mungkin jalan di depan kita masih berkelok, masih panjang, namun daun-ddaun itu ada disana. Berjuta daun kebahagiaan lain masih menunggu kita rajut, jalin, anyam, dan susun.

© Kebahagiaan itu tak berpintu, tak berdinding, tak memiliki ruang, dan tak dibatasi sekat-sekat. Karena iutlah, kebahagiaan tak membutuhkan anak kunci untuk membukanya. Kita tak memerlukan ulir-ukir yang rumit untuk dapat hadir di dalamnya.

© Keberanian bukanlah rasa yang dimiliki oleh orang yang menganggap dirinya memiliki segalanya. Keberanian juga bukan rasa yang berasal dari sifat-sifat sombong dan takabur. Keberanian adalah jiwa yang berasal dari dalam hati, dan bukan dari materi yang kita miliki. Keberanian adalah sesuatu yang tersembunyi yang membuat orang tak pernah gentar walau apapun yang dia hadapi.

© Jangan pernah berhenti “mengepakkan sayapmu” teman. Biarkan cobaan itu membuatmu kuat, biarkan derasnya terpaan itu membuatmu gesit berkelit. Biarkan jiwa-jiwa pemenang itu memenuhi hatimu. Biarkan jiwa-jiwa sabar juga menjadi penyejuk bagimu.

© Jadilah mereka yang selalu optimis memandang kehidupan, yang selalu memenuhi hair dengan rasa bahagia. Jadilah mereka yang tak pernah lelah menyusun dan mencipta istana-istana pasir di pinggir pantai.

© Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu itu meninggalkan bekas sepeti lubang di hati orang lain.Kamu dapat menusukkan pissau kepada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu akan meminta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan, luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik.

© Seharusnya, musibah tidak boleh membuat kita kehilangan hati kita. Tuhan harus selalu ada di hait kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun. Sebab, Tuhan itu tidak tidur. Ia tahu betul kegelisahn dan jeritan hati kita. Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan kasih-Nya selau datang kepada kita. Pada saat dan cara yang tidak disangka-sangka. Hanya saja kita terlalu kerdil untuk memahaminya.


© Pahatlah dengan halus agar kita bisa di tempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya. Poleslah setiap sisinya dengan kearifan budi dan kebijakan hati agar memancarkan keindahan. Susuri setiap lekuknya dengan kesabaran dan keikhlasan. Pahatan yang kita torehkan saat ini akan menentukan tempat kita di akherat kelak. Bentuklah “patung” diri Anda dengan indah!

© Kita sering mendendam. Tak mudah memberi maaf dan tak mudah melepaskan maaf. Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Kita tak pernah bisa melepaskannya.

© Dunia yang kita lihat adalah dunia yang ada dalam pikiran kita. Dunia yang sangat personal. Dimana dunia itu kita artikan sebagai milik kita sendiri. Penghuninya hanya kita sendiri. Tidak ada orang lain di sana. Akibatnya, ketika tertimpa musibah, kita menganggap dunia kiamat.

© Layang-layang dimainkan dengan kepala tegak dan bukan dengan menunduk. Layang-layang diterbangkan, bukan dengan wajah ke arah bawah, tapi dengan menatapnya ke angkasa. Begitupun kita di dalam hidup. Layang-layang adalah tanda agar kita selalu percaya bahwa optimisme di mulai dengan membangun harapan, bukan dengan bersedih.