Thursday, December 29, 2005

A World Without Thieves


Seperti yang telah dijanjikan dalam posting sebelumnya, kali ini aku mau cerita tentang film ini. Eh, sebenarnya film berjudul asli Tian Xia Wu Zei ini udah cukup lama juga dibuat, tahun 2004. Tapi VCDnya kayaknya emang baru nongol awal 2005-an. Dan parahnya aku baru nonton sekarang karena selain ga sempat juga kirain film ini ga asyik. Nyatanya, setelah nonton aku ngerasa film ini cukup bagus dan punya nilai plus untuk ditonton, karena jalan ceritanya yang unik. Udah gitu di akhir film disertain juga video “ The Making Of”-nya, yang nunjukin bahwa syutingnya ga gampang, apalagi 80 % cerita berlangsung di dalam sebuah kereta api. Oya, lupa, sutradara film ini tuh Feng Xiao Gang, yang konon katanya merupakan sutradara iklan terkenal di China. Waktu nonton Kungfu Hustle pernah liat kalo orang ini jadi special appearance, tapi aku ga tau yang mana. Eh, setelah nonton film ini aku jadi tahu, ternyata Feng itu yang berperan sebagai ketua Geng Buaya yang di awal fil bikin kegaduhan di kantor polisi, tapi pas keluar dari situ, dia mati di tangan Geng Kampak, hehehe...Itu toh orangnya...boleh juga, ternyata dia sutradara hebat.
Film ini menceritakan tentang sepasang kekasih (atau suami istri, ga jelas juga...), Wang Bo (Andy Lau) dan Wang Li (Rene Liu), rekanan kompak dalam hal pencurian dan penipuan di China. Yang banyak beraksi sih, Wang Bo, dan of course didukung ama si Wang Li. Suatu hari setelah berhasil mencuri mobil BMW, Wang Li bilang bahwa dia ingin berhenti berbuat kejahatan. Wang Bo ngirain Wang Li salah minum obat sampai bilang kayak gitu. Nah, mereka bertengkar sejenak, Wang Li ngambek dan keluar dari mobil, trus jalan sendirian. Wang Bo sok nggak peduli. Wang Li melambaikan tangannya di jalan minta pertolongan, tapi ga ada seorang pun yang mau memberinya tumpangan. Akhirnya ada seorang anak muda, Xa Gen, bersedia nganterin dia melewati jalan yang berdebu bak padang pasir itu. Ternyata, Xa Gen pernah memperhatikan Wang Li saat Wang Li sembahyang dengan khusyuk di pagoda. Xa Gen sendiri bekerja sebagai pembangun (kuli bangunan gitu???) pagoda itu.
Hehe, akhirnya Wang Li ketemu lagi ama Wang Bo, trus mereka baikan lagi :P. Mereka akan menumpang sebuah kereta api ke Beijing. Di stasiun, juga ada Xa Gen. Dia hendak pulang kampung untuk menikah dan bertemu keluarganya. Tadinya dia mendapat saran dari akuntan agar uang gajinya dikirimkan saja lewat pos, karena di kereta rawan pencuri, tapi Xa Gen sayang harus membayar ongkos kirim ,dan dia ga percaya bahwa dikereta banyak pencuri, makanya dia membawa uangnya sendiri dalam tas. Di stasiun Xa Gen berteriak bahwa dia bawa uang 60.000 yuan, dan bilang adakah pencuri di sini?? Dasar lugu banget ya, terang aja senyum Wang Bo mengembang, belum lagi di situ ada gerombolan pencuri lain yang diketuai Paman Li (Ge Yu).
Melihat Xa Gen, Wang Li mengajaknya duduk sebangku. Dia emang ga bermaksud jahat, dan merasa hutang budi ama Xa Gen, karena pernah ditolong. Sementara itu Wang Bo kegirangan karena sasaran curiannya justru ada di depan mata. Sepanjang jalan terjadi konflik antara Wang Bo dan Wang Li. Wang Bo bener-bener ingin mencuri uangnya Xa Gen, sementara Wang Li bersikeras melindungi Xa Gen dan uangnya. Konflik mereka melalui sms, soalnya mereka ga ingin Xa Gen tahu apa yang mereka bicarakan. Suatu saat, kereta berhenti di stasiun, kemarahan Wang Bo memuncak, sampai akhirnya Wang Li mengaku kalau dia sedang mengandung anaknya Wang Bo, dan ingin berbuat kebajikan karena takut anaknya kena hukum karma. Wang Bo tersinggung karena Wang Li baru memberitahunya sekarang, tapi dia tetap ingin mencuri uang Xa Gen karena ingin supaya pemikiran “dunia tanpa pencuri” di benak Xa Gen akan hilang. Wang Li marah, dan akhirnya dia bilang” Kita bubar”, pada Wang Bo, trus dia naik ke kereta lagi.
Di dalam kereta Wang Li agak menyesal dengan sikapnya barusan. Tapi akhirnya datang sms Wang Bo yang mengatakan bahwa dia akan selalu di sisi Wang Li. Hhh, legalah Wang Li. Ehm, kayaknya setelah tahu bahwa dia akan jadi ayah, Wang Bo jadi berubah deh...jadi lebih melindungi Wang Li, dan mengurungkan niatnya mencuri uang Xa Gen, bahkan cenderung melindungi Xa Gen dari incaran pencuri-pencuri lain dalam gerbong itu, ya...siapa lagi kalo bukan Paman Li dan 3 anak buah utamanya: Gendut, Mata Empat, dan Xiao Ye.
Sementara itu Paman Li dan anak buahnya juga terus menyusun strategi untuk mencuri uang Xa Gen. Dia merasa kehadiran Wang Bo dan Wang Li menghalangi jalannya, oleh karena itu dia menyuruh anak buahnya duluan untuk menantang Wang Bo. Si Gendut nantang adu keberanian dengan Wang Bo di atas gerbong, tapi malah Si mata Empat yang disuruh maju duluan. Di depan mereka ada terowongan, dan siapa yang menghindar duluan berarti dialah yang kalah. Nah, di sinilah adegan terkonyol dalam film ini: pas menghindar dari terowongan, rambutnya Wang Bo yang semula rada panjang berubah jadi pendek karena kena terowongan, trus rambutnya terbang dan ditangkap ama Paman Li. Anehnya, rambutnya Wang Bo jadi rambut Andy Lau yang sebenarnya, hehehe...masa potongannya serapi buatan salon gitu sih...hahahaha. Oya, tapi Wang Bo menang loh...dalam adu keberanian ini. Paman Li jadi gemes.
Trus pas ada pemberitahuan bahwa akan ada donor darah di kereta, Xa Gen pengin ikut. Wang Bo ngikut karena ingin ngelindungi Xa Gen. Nah, pas berjalan di gerbong, tiba-tiba cahaya gerbong meredup. Wah, gawat, terowongan lagi...pandangan Wang Bo kabur, tahu-tahu Xiao Ye sudah ada di depannya. Terjadi pertarungan dalam gelap antara mereka, dan anak buah Paman Li yang lain beraksi mencuri uang Xa Gen, sementara Xiao Ye mengalihkan perhatian Wang Bo. Hiks...Wang Bo merasa dia sudah kalah, trus balik lagi ke tempat duduknya, melapor pada Wang Li. Tapi ternyata, uang yang ada di tas Xa Gen yang berhasil diambil oleh anak buah Paman Li yang lain adalah uang palsu. Paman Li mendatangi Wang Bo, mengira ini adalah perbuatan Wang Bo. Wang Li dan Wang Bo bingung, dan mereka menduga, pasti ada orang lain yang lebih hebat lagi daripada Paman Li di dalam gerbong ini. Siapa ya???
Suatu ketika ada rombongan perampok menodong penumpang kereta. Polisi yang menyamar sebagai penumpang beraksi, semua pencuri, perampok dalam gerbong itu ditangkap, Wang Bo dan Wang Li ikut diinterogasi. Mereka ditanya, kenapa tidak mencuri uang Xa Gen, malah bertengkar dengan pencuri lain. Wang Li menjelaskan alasannya. Ternyata polisi ini juga yang telah menukar uang Xa Gen saat terjadi keributan kebakaran kecil di gerbong. Wang Bo dan Wang Li berpesan kepada polis, kelak jika Xa Gen yang pingsan (karena donor darah) telah sadar, biarkan dia merasa bahwa dunia sekitarnya adalah dunia yang aman tanpa pencuri. Polisi setuju. Polisi ini memberi kesempatan Wang Bo dan Wang Li mengobrol, karena di stasiun berikutnya kereta akan sampai, dan mereka berdua harus ikut ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan kejahatan mereka sebelumnya, salah satunya pencurian mobil BMW itu. Hm, Wang Li cemas akan masa depan anak mereka, dan mereka merencanakan untuk lari. Ketika mereka mencoba lari melalui atap gerbong tempat Xa Gen tertidur pingsan, ternyata Paman Li ada di belakang mereka, mau melarikan diri juga. Paman Li melihat atap gerbong Xa Gen terbuka, dan dasar pencuri, keinginan mencuri uangnya Xa Gen belum pupus juga. Dia mengarahkan jangkarnya untuk mengail tasnya Xa gen. Wang Li menjerit-jerit takut uangnya Xa Gen dicuri lagi, tapi Wang Bo menenangkan dan berjanji akan meyelesaikan masalah ini. Dia menyuruh Wang Li lari duluan, karena tak mau anaknya lahir di penjara. Akhirnya Wang Li pun melompat dari kereta itu, sementara Wang Bo menghadapi Paman Li, merebut uangnya Xa Gen dari kakek tua itu.
Lima bulan kemudian, Wang Li yang sedang makan di restoran ditemui oleh polisi yang ada di kereta dulu. Polisi itu mengatakan, “ Jangan menunggu lagi, dia sudah pergi.” Hiks...ternyata dalam pertarungan melawan Paman Li, Wang Bo berhasil mengembalikan tas plus uangnya Xa Gen, tetapi dia menghembuskan nafas terakhir karena lehernya dicekik oleh jangkarnya Paman Li. Sms terakhirnya pada Wang Li berbunyi,” Masalah Xa Gen sudah selesai. Tunggu aku.” Ternyata polisi itu juga yang mengirimkannya pada Wang Li, karena Wang Bo udah keburu meninggal.
Sedihnya...pengin nangis pas adegan ini. Ngebayangin gimana perasan Wang Li. Nah, dari film ini, yang aku sukanya ya itu...Wang Bo yang gentle banget, keren lah!! Bisa ngelindungi Wang Li yang tipikal cewek lemah, ya..kayak cewek kebanyakan juga. Aku mikirnya, apa film ini bisa menyindir pencuri-pencuri atau malah menstimulasi yang nonton untuk nyobain praktek mencuri berbekal kecepatan tangan?? Jangan sampai yang kedua lah. Oya, yang bikin senang, akhirnya Paman Li nya juga ketangkep di stasiun terakhir, loh. Bagus lah, kerja keras polisi-polisi itu menggerebek satu kelompok pencuri itu.
Yang masih jadi pertanyaan, anaknya Wang Li diapain ya? Adegan terakhir menggambarkan Wang Li lagi sembahyang di pagoda, trus ada orang-orang sekitar nggendong bayi yang kayaknya baru lahir. Apa anaknya Wang Li ditinggalin gitu aja, ya? Kasihan...

No comments: