Aku baru baca buku Insiden Anjing di Tengah Malam yang Bikin Penasaran, terjemahan dari The Curious Incident of the Dog in the Night-Time. Karya Mark Haddon yang kabarnya meraih beberapa penghargaan sastra bergengsi di Inggris ini awalnya bikin aku tertarik baca karena penomoran chapternya yang agak nyeleneh. Kukira sekilas dari depan salah cetak, tapi ternyata memang disengaja semua chapternya bilangan prima. Haha..unik, cara pengarang untuk bikin penasaran.
Awalnya adikku bilang, "Ya, mirip-mirip cerita Forrest Gump gitu deh".. Oh..jadi tokoh utamanya bukan manusia biasa, ehm.. Tapi tokoh di cerita ini ga idiot, koq. Malah cerdas luar biasa. Dibandingkan Forrest Gump, menurutku karya ini lebih keren dan manusiawi.
Banyak hal-hal ilmiah yang dituliskan, yang di cerita dimasukkan sebagai isi pikiran sang tokoh utama, meski di beberapa bagian tentang matematika bikin aku ga ngerti, yah..karena kurasa aku tidak secerdas Christopher Boone, kali yee..:p
Dengan gaya bercerita 'aku', penulis berperan sebagai Christoper Boone, remaja 15 tahun yang tinggal di Swindon, Inggris, yang menderita sindrom Asperger, sejenis autisme. Keluarbiasaannya menyebabkan dia sekolah di SLB. Christopher mahir komputer dan memecahkan soal matematika, tapi ga bisa bersosialisasi dengan baik. Dia suka pada segala sesuatu yang terpola dan tersusun rapi, selalu memperhatikan detail, juga punya daya ingat yang bagus banget.
Awal cerita dikisahkan bahwa Christopher menemukan anjing Ny. Shears, tetangganya, mati di tengah malam. Karena dia yang nemuin Wellington (nama anjing itu) dalam keadaan tak bernafas setelah garpu kebun menembus badannya, dia yang digiring polisi. Walaupun akhirnya dibebaskan karena ga cukup bukti, Christoper penasaran, dan dia merencanakan untuk menyelidiki siapa pembunuh yang sebenarnya, berlagak ala detektif Sherlock Holmes gitu, hehe.
Rasa penasaran Christoper dituangkan dengan membuat novel misteri pembunuhan anjing. Siobhan, gurunya di sekolah,diminta jadi editor. Menarik. Sebagai penyandang sindrom Asperger, semua yang dia pikirkan ditulis, hehe..kadang jalan cerita loncat-loncat. Ngapain juga yang ga nyambung semacam tentang makhluk luar angkasa, rasi bintang, The Monty Hall Problem, hipotesis populasi binatang, peta kebun binatang, atau kisah peri-peri Cottingley tiba-tiba dicantumin. Menurutku itu justru jadi kelebihan novel ini: karakter tokoh utamanya sangat kuat, dan membacanya bisa nambah wawasan tentang berbagai hal yang mungkin hanya bisa dilihat di ensiklopedia.
Buku novel Christopher akhirnya ketahuan oleh sang ayah dan disembunyikan, padahal saat itu belum ada petunjuk penting tentang pembunuh yang sebenarnya. Setelah Christopher nemuin bukunya, akhirnya malah terkuaklah misteri itu, dan hal-hal lain yang ga pernah dia tau sebelumnya.
Naah, dari sinilah, petualangan Christopher berlanjut, dan dia memutuskan untuk lari ke London. Bisa ngebayangin kan, perjalanan jauh seorang autis yang ga pernah pergi lebih jauh dari ke ujung gang rumahnya.
Sayangnya, endingnya ga terlalu sesuai harapan..Tapi, secara keseluruhan, bagus bgt, apalagi ada curhat penerjemahnya, Hendarto Setiadi tentang ribetnya nerjemahin novel ini. Two tumbs up beneran loh.. Bagi yang bosan dengan novel cinta picisan, teenlit, komik yang banyak adegan-adegan ga pantes, mendingan baca ini deh ;).
Awalnya adikku bilang, "Ya, mirip-mirip cerita Forrest Gump gitu deh".. Oh..jadi tokoh utamanya bukan manusia biasa, ehm.. Tapi tokoh di cerita ini ga idiot, koq. Malah cerdas luar biasa. Dibandingkan Forrest Gump, menurutku karya ini lebih keren dan manusiawi.
Banyak hal-hal ilmiah yang dituliskan, yang di cerita dimasukkan sebagai isi pikiran sang tokoh utama, meski di beberapa bagian tentang matematika bikin aku ga ngerti, yah..karena kurasa aku tidak secerdas Christopher Boone, kali yee..:p
Dengan gaya bercerita 'aku', penulis berperan sebagai Christoper Boone, remaja 15 tahun yang tinggal di Swindon, Inggris, yang menderita sindrom Asperger, sejenis autisme. Keluarbiasaannya menyebabkan dia sekolah di SLB. Christopher mahir komputer dan memecahkan soal matematika, tapi ga bisa bersosialisasi dengan baik. Dia suka pada segala sesuatu yang terpola dan tersusun rapi, selalu memperhatikan detail, juga punya daya ingat yang bagus banget.
Awal cerita dikisahkan bahwa Christopher menemukan anjing Ny. Shears, tetangganya, mati di tengah malam. Karena dia yang nemuin Wellington (nama anjing itu) dalam keadaan tak bernafas setelah garpu kebun menembus badannya, dia yang digiring polisi. Walaupun akhirnya dibebaskan karena ga cukup bukti, Christoper penasaran, dan dia merencanakan untuk menyelidiki siapa pembunuh yang sebenarnya, berlagak ala detektif Sherlock Holmes gitu, hehe.
Rasa penasaran Christoper dituangkan dengan membuat novel misteri pembunuhan anjing. Siobhan, gurunya di sekolah,diminta jadi editor. Menarik. Sebagai penyandang sindrom Asperger, semua yang dia pikirkan ditulis, hehe..kadang jalan cerita loncat-loncat. Ngapain juga yang ga nyambung semacam tentang makhluk luar angkasa, rasi bintang, The Monty Hall Problem, hipotesis populasi binatang, peta kebun binatang, atau kisah peri-peri Cottingley tiba-tiba dicantumin. Menurutku itu justru jadi kelebihan novel ini: karakter tokoh utamanya sangat kuat, dan membacanya bisa nambah wawasan tentang berbagai hal yang mungkin hanya bisa dilihat di ensiklopedia.
Buku novel Christopher akhirnya ketahuan oleh sang ayah dan disembunyikan, padahal saat itu belum ada petunjuk penting tentang pembunuh yang sebenarnya. Setelah Christopher nemuin bukunya, akhirnya malah terkuaklah misteri itu, dan hal-hal lain yang ga pernah dia tau sebelumnya.
Naah, dari sinilah, petualangan Christopher berlanjut, dan dia memutuskan untuk lari ke London. Bisa ngebayangin kan, perjalanan jauh seorang autis yang ga pernah pergi lebih jauh dari ke ujung gang rumahnya.
Sayangnya, endingnya ga terlalu sesuai harapan..Tapi, secara keseluruhan, bagus bgt, apalagi ada curhat penerjemahnya, Hendarto Setiadi tentang ribetnya nerjemahin novel ini. Two tumbs up beneran loh.. Bagi yang bosan dengan novel cinta picisan, teenlit, komik yang banyak adegan-adegan ga pantes, mendingan baca ini deh ;).
1 comment:
dan hidup itu seperti bilangan prima, tidak berpola dan sekuat apapun mencoba tetap tidak akan bisa menebak polanya..
aku juga udah baca mbak,, emang keren buku ini..
-hengky-
Post a Comment